Senin, 09 Oktober 2017

LEVODOPA : Mekanisme Kerja dan Efek Samping

LEVODOPA



            Parkinsonisme adalah sindrom klinis yang ditandai oleh tremor, gerakan lambat, dan tonus meningkat. Hal ini bisa di jupai pada penyakit parkinson idiopatik atau karena etiologilain, seperti obat anti-dopaminergik dan penyakin wilson. Penyakit ini menimbulkan gejala sulit berjalan, tremor, sering jatuh, atau kemunduran umum.

            Penyakit parkinson merupakan gangguan pergerakan progresif lambat dengan penyebab yang tidak diketahui yang terutama mengenai neuron pars kompakta substansia nigra yang mengandung dopamin.

           Levodopa, merupakan obat pada terapi parkinson yang paling efektif, namun memiliki dampak lanjut berupa fluktuasi motorik pada hampir sebagian penderita. Levodopa ini efektif, salah satunya karena dapat menembus sawar darah otak atau disebut blood brain barrier (BBB). Di dalam otak, senyawa ini akan diubah menjadi dopamin setelah mengalami metabolisme melalui reaksi dekarboksilasi. Berhubung adanya perubahan menjadi dopamin ini maka mekanisme kerja dari levodopa adalah berupa pengisian kekurangan dopamin pada korpus striatum sehingga jumlah neurotransmitter dopaminnya dapat bertambah.

Perlu diketahui bahwa Levodopa ini diindikasikannya untuk penyakit parkinson yang jenisnya bukan disebabkan oleh obat. Terdapat kontraindikasi apabila pasien menderita narrow-angle glaucoma, melanoma, dan penggunaan obat MAO inhibitor. Terdapat efek samping pada penggunaan obat ini, pada sistem cerna, 80% pasien akan merasakan mual, muntah, tidak nafsu makan akibat adanya perangsangan CTZ (Chemoreceptor Trigger Zone) oleh dopamin yang mana efek samping ini dapat diatasi dengan penggunaan Domperidon.

 Efek samping yang lain terkait dengan adanya pembekuan gerakan, tidak bisa melangkah atau langkahnya pendek sekali. Efek samping yang lainnya lagi bisa berupa diskinesia dan gerakan spontan abnormal, perpendekan masa kerja Levodopa, fenomena pasang surut (on/off), efek samping pada sistem kardiovaskular (Levodopa dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, takikardi, dan aritmia serta peningaktan kontraktilitas jantung yang mana dalam hal ini dapat diatasi dengan penggunaan propanolol), dan pengaruhnya terhadap efek metabolik dan endokrin (penggunaan Levodopa dan dopaminergik dapat menghambat sekresi prolaktin). 


Berikut merupakan mekanisme yang menggambarkan adanya perubahan levodopa menjadi dopamin dengan adanya enzim L-AAD (L-Aromatic Amine Decarboxylase).


             Penjelasannya adalah sebagai berikut, sebelum adanya tambahan levodopa dari luar (asupan obat), levodopa pada keadaan normalnya sudah ada, adanya levodopa terjadi ketika di neuron presinaptik terjadi perubahan senyawa fenilalanin yang masuk ke ujung saraf menjadi L-tirosin dan selanjutnya diubah menjadi Levodopa yang berdasarkan hal inilah ketika terjadi kekurangan produksi dopamin, levodopa secara langsung dapat diperoleh dari luar (eksogen menggunakan obat) sehingga kebutuhan dopaminnya terpenuhi yang mana Levodopa akan segera diubah menjadi dopamin dengan bantuan L-AAD yang telah disebutkan sebelumnya.

                  Sebagai salah satu neurotransmitter, dopamin dilepas dari ujung saraf dan akan berinteraksi dengan reseptor dopamin (D1, D2, dan D3). Dopamin yang dilepas dari ujung saraf dapat ditarik kembali (reuptake) melalui adanya transporter dopamin (DAT). Dopamin kemudian juga dapat dimetabolisme melalui jalur MAO (Monoamin Oksidase) B oleh aldehid dehidrogenase menjadi DOPAC (asam 3,4-dihidroksifenilasetat). DOPAC kemudian diubah lebih lanjut menjadi HVA (asam homovanilat). Bentuk levodopa dapat dimetabolisme dalam jalur metabolisme COMT (katekol-O-metil transferase) melalui 3)MD (3-O-Metildopa). Hal inilah yang menyebabkan kadar dopamin dapat rendah meski sudah diberi prekursor levodopa.

                  Untuk informasi saja, berdasarkan suatu penelitian, sebaiknya pemberian kombinasi karbidopa/levodopa diberikan dalam bentuk sediaan lepas lambat.

Karbidopa berbeda dengan levodopa. Karbidopa bekerja dengan cara menghambat enzim L-AAD. Levodopa dapat dikombinasi dengan Karbidopa untuk mengurangi efek samping seperti mual, muntah, aritmia kardiak, dan hipotensi postural.

Efek samping apa yang dapat dialami karena Levodopa?
Efek samping yang dapat terjadi seperti berikut ini:
*      Gangguan GI seperti mual, muntah, anoreksia.
*      Perdarahan GI pada pasien maag.
*      Hipotensi ortostatik , aritmia jantung.
*      Gejala psikiatrik (terutama orang tua), depresi dengan atau tanpa                kecenderungan bunuh diri.
*      Gerakan yang tidak normal disengaja atau diskinesia, delirium, halusinasi.
*      Meningkatnya sedikit jumlah enzim hati, BUN dan asam urat.
*      Leukopenia Transient dan trombositopenia
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Bagaimana dosis Levodopa untuk orang dewasa?
Dosis Dewasa Biasa untuk Penyakit Parkinson
Awal: 250 sampai 500 mg secara oral dua kali sehari dengan makanan.
Pemeliharaan: 3000-6000 mg / hari dalam 3 dosis yang terbagi atau lebih.
Dosis Dewasa Biasa untuk Restless Legs Syndrome
50 mg secara oral 1-2 jam sebelum tidur (diberikan dengan inhibitor dopa-dekarboksilase).
Dalam dosis apakah Levodopa tersedia?
Tablet, Oral: 0.1g, 0.25g, 0.5g


Pertanyaan :


1.      Bagaimana farmakodinamik dari levodopa?
2. Apakah levodopa aman untuk ibu hamil dan menyusui? Menurut FDA termasuk kategori apakah obat ini?
3.      Apakah obat ini bole di kombinasi dgn obat lain? apakah ada interaksi pd makanan?
4.      Selain levodopa apa obat alternatif untuk parkinson?
5.      Dan bagaimana kontraindikasi levodopa?


Mohon penjelasannya ya J

14 komentar:

  1. No 4. obat antiparkinson selain levodopa yaitu Amantadin, Obat-obat antimuskarinik, Bromokriptin, Karbidopa, Deprenil (Selegiline)

    BalasHapus
  2. hai kak, saya akan membantu untuk menjawab pertanyaan no 5 yaitu mengenai Kontraindikasi Penggunaan Obat Parkinson Levodopa


    1. Hipersensitif
    Levodopa dikontraindikasi mutlak bagi pasien yang hipersensitifterhadap penggunaannya.

    2. Penderita psikosis & psikoneurosis berat
    Levodopa tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami psikosis karena levodopa dapat meningkatkan aktivitas dopamin di otak yang dapat mengeksaserbasi gejala psikosis sehingga gejala psikosis pada penderita tersebut akan semakin parah.

    3. Pasien glaukoma sudut tertutup
    Pasien glaukoma terutama glaukoma sudut tertutup, levodopa tidak boleh diberikan karena obat ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.

    4. Pasien dengan tukak usus
    Pasien dengan tukak usus harus dilayani secara hati-hati karena pendarahan gastrointestinal dapat terjadi dengan levodopa.

    BalasHapus
  3. 5. Ibu menyusui
    Penggunaan levodopa pada ibu yang menyusui sebaiknya dihindari atau dimonitor secara optimal karena levodopa dapat di bawa dalam ASI yang akhirnya dapat mempengaruhi tubuh bayi.

    6. Pasien yang pernah atau sedang mengalami melanoma
    Levodopa merupakan prekursor melanin kulit dan dan dapat menjadi aktivator melanoma maligna. Oleh karena itu, penggunaannya tidak boleh untuk pasien yang mempunyai sejarah melanoma atau mempunya lesi kulit yang tidak jelas atau mencurigakan.

    7. Penderita dengan riwayat infark miokardium, insufisiensi koroner, aritmia
    Pasien yang mengalami infark miokard, insufisiensi koroner dan aritmia harus mendapatkan monitor yang optimal sewaktu pemakaian bersama dengan levodopa karena efek samping dopamin langsung terhadap jantung dapat mengakibatkan takikardi dan ekstrasistol ventrikular sehingga dapat memperparah penyakit-penyakit jantung itu sendiri.

    8. Pasien yang mendapat terapi MAO-I non selektif
    Pemberian bersamaan levodopa dan MAO-I, seperti phenelzine, dapat mengakibatkan hipertensi krisis karena dapat meningkatkan produksi katekolamin yang cenderung bersifat vasokonstriktor.

    BalasHapus
  4. Baiklah saya akan coba menjawab no 2

    Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

    Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

    A= Tidak berisiko
    B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian
    C=Mungkin berisiko
    D=Ada bukti positif dari risiko
    X=Kontraindikasi
    N=Tidak diketahui
    Tidak diketahui apakah Levodopa akan berbahaya bagi bayi yang menyusui. Jangan menggunakan Levodopa tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter Anda jika Anda menyusui bayi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo untuk ibu menyusui sebaiknya tidak menkonsumsi levodopa karena levodopa dapat dibawa ke ASI

      Hapus
  5. Saya ingin sharing jawaban nmr 1, Absorpsi Konsentrasi plasma dari levodopa sangat dipengaruhi oleh kecepatan pengosongan lambung di dan pH lambung dimana Levodopa akan diserap dengan cepat dari usus. Selain itu, penyerapan Levodopa juga dipengaruhi oleh asam amino netral besar (LNAA) seperti phenilalanin dan leusin, Levodopa akan bekompetisis dengan suplemen LNAAs di dalam usus sehinggga konsentrasi plasma Levodopa akan menurun. Penurunan konsentrasi plasma menyebabkan Levodopa yang merupakan obat yang tidak terikat oleh plasma protein akan sulit diangkut menuju otak karena mudah jenuhnya difusi saat melintasi sawar darah-otak dan kompetisi dengan LNAA (Dipiro dan Eisenhauer, 1998)

    BalasHapus
  6. Saya akan menjawab pertanyaan nomor 3.
    Obat levodopa jika diberikan bersamaan dengan obat lain menimbulkan interaksi. Misalnya: CPZ: menurunkan efek levodopa, Bisoprolol: levodopa akan meningkatkan efek bisoprolol, dan lain-lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain dari jenis2 obat yang dijelaskan fenny, Penggunaan levodopa dengan Antasida dapat meningkatkan efektivitas Levodopa dan menyebabkan efek samping

      Hapus
  7. kontaindikasi levodopa adalah Hipersensitif, Penderita psikosis & psikoneurosis berat, Pasien glaukoma sudut tertutup, Pasien dengan tukak usus , Ibu menyusui, Pasien yang pernah atau sedang mengalami melanoma, Penderita dengan riwayat infark miokardium, insufisiensi koroner, aritmia.

    BalasHapus
  8. hai suci pertanyaan no 4 akan saya tembahkan jawabannya

    selain levodopa, terdapat bbrp golongan obat lain yang dapat digunakan sebagai antiparkinson diantaranya Agonis dopamin (contoh: apomomorphine), Monoamine oxidase-b inhibitors (MAO-B)(Contoh: selegiline dan rasagiline) dan Catechol-O-methyltransferase inhibitor (COMT)

    BalasHapus
  9. 5. 1. Hipersensitif
    Levodopa dikontraindikasi mutlak bagi pasien yang hipersensitifterhadap penggunaannya.

    2. Penderita psikosis & psikoneurosis berat
    Levodopa tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami psikosis karena levodopa dapat meningkatkan aktivitas dopamin di otak yang dapat mengeksaserbasi gejala psikosis sehingga gejala psikosis pada penderita tersebut akan semakin parah.

    3. Pasien glaukoma sudut tertutup
    Pasien glaukoma terutama glaukoma sudut tertutup, levodopa tidak boleh diberikan karena obat ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.

    4. Pasien dengan tukak usus
    Pasien dengan tukak usus harus dilayani secara hati-hati karena pendarahan gastrointestinal dapat terjadi dengan levodopa.

    5. Ibu menyusui
    Penggunaan levodopa pada ibu yang menyusui sebaiknya dihindari atau dimonitor secara optimal karena levodopa dapat di bawa dalam ASI yang akhirnya dapat mempengaruhi tubuh bayi.

    6. Pasien yang pernah atau sedang mengalami melanoma
    Levodopa merupakan prekursor melanin kulit dan dan dapat menjadi aktivator melanoma maligna. Oleh karena itu, penggunaannya tidak boleh untuk pasien yang mempunyai sejarah melanoma atau mempunya lesi kulit yang tidak jelas atau mencurigakan.

    7. Penderita dengan riwayat infark miokardium, insufisiensi koroner, aritmia
    Pasien yang mengalami infark miokard, insufisiensi koroner dan aritmia harus mendapatkan monitor yang optimal sewaktu pemakaian bersama dengan levodopa karena efek samping dopamin langsung terhadap jantung dapat mengakibatkan takikardi dan ekstrasistol ventrikular sehingga dapat memperparah penyakit-penyakit jantung itu sendiri.

    8. Pasien yang mendapat terapi MAO-I non selektif
    Pemberian bersamaan levodopa dan MAO-I, seperti phenelzine, dapat mengakibatkan hipertensi krisis karena dapat meningkatkan produksi katekolamin yang cenderung bersifat vasokonstriktor.

    BalasHapus
  10. hai suci saya akan membantu menjawab pertanyaan no 5, menurut pusat informasi obat nasional BPOM kontraindikasi levodopa berpua glaukoma sudut sempit, penyakit psikiatrik berat.

    BalasHapus
  11. saya akan menjawab no. 4
    Agonis dopamin, Monoamine oxidase-b inhibitors (MAO-B), dan Catechol-O-methyltransferase inhibitor (COMT)

    BalasHapus
  12. Hai terkait pertanyaan no 2 saya akan coba jawab Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. konsultasikan kepada dokter untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
    Tidak diketahui apakah Levodopa akan berbahaya bagi bayi yang menyusui. Jangan menggunakan Levodopa tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter Anda jika Anda menyusui bayi.

    BalasHapus

Pojok Belajar

"KIMIA MEDISINAL ?"

“Kolaborasi Kimia & Medis gitu maksudnya?” “Kimia biasanya reaksi-reaksi gitu,nah hubungannya dengan medis apaan?” “Merancang o...